الآ إن سلعة الله غالية، الآ إن سلعة الله هي الجنة
Rasulullah bersabda, "Ketahuilah sesungguhnya barang dagangannya Allah adalah mahal dan keuntungannya adalah meraih surga."
Dikisahkan di zaman dahulu para sahabat sangat mengkhawatirkan keselamatan Nabi Muhammad SAW khususnya di malam hari. Hingga mereka mengatur piket giliran menjaga Nabi tiga orang tiap malamnya. Lalu turunlah ayat:
يا محمد إن الله يعصمك
Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah menjagamu...
إن الله يحرسني
Nabi Muhammad berkata, "Sesungguhnya Allah menjagaku..." Pada akhirnya piket berjaga itu pun ditiadakan.
Pada suatu hari Nabi Muhammad keluar dari rumahnya dan menemui seseorang sedang berdiri di depan pintu rumah beliau seakan-akan menjaga rumah tersebut. Nabi terheran, "Bukankah sudah aku katakan bahwa kau atau siapapun tak perlu menjagaku!"
Fulan menjawab, dengan penuh rasa cinta kepada beliau, "Wahai Nabi, aku bukan menjagamu. Namun aku ingin berkhidmah kepadamu. Aku berharap akulah orang yang pertama kali melayanimu, mewudhui, hingga Kau berangkat ke mesjid. Ku tinggalkan anak istri hanya karenamu...."
Nabi terharu dan berkaca-kaca, "Katakanlah wahai fulan apa yang Kau inginkan..."
"Aku tak menginginkan apapun... Dahulu aku bodoh, lalu Kau membawa cahaya Islam. Dulu aku kafir, kini aku mengenal Allah."
"Pintalah padaku 1 permintaan," Nabi mendesaknya.
"Baiklah. Aku pikir-pikir dulu, wahai Nabi."
Setelah beberapa hari, maka si fulan mengajukan permohonannnya kepada Nabi SAW. "Aku ingin kebersamaan denganmu di surga, wahai Rasulullah!" Oh, sungguh permintaan yang sangat indah....
Nabi Muhammad tersenyum dan menjawab, "Bantulah aku dengan Kau perbanyak berdzikir dan bersujud kepada Allah. Serta berdoalah :
اللهم ارزقني مرافقة نبيك في الجنة
Ya Allah anugerakanlah kepadaku kebersamaan dengan nabi-Mu di surga."
Ya Allah, itu pula pinta kami ya robb. Kumpulkanlah kami bersama Nabi Muhammad di surga kelak,... berdampingan, bergandengan,.. Bersama keluarga kami, guru-guru kami, dan orang-orang yang kami cintai. Amin.
Dikutip dari ceramah Hubabah Ummu Salim bin Hafidz di Jakarta 2016